Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

matematika kehidupan!

Senin pagi, 14 maret 2016. Hari senin, kembali ke rutinitas. Begitulah, sebagian orang menganggapnya. Setelah 2 hari berleha-leha, untuk berlibur atau bahkan hanya untuk bermalas-malasan dengan mengambil keputusan tidur seharian. Mengapa hanya sebagian? Bukankah semua orang juga merasakan hal tersebut? Tidak. Coba kita renungkan, seorang petani misalnya. Apakah mereka libur juga di hari sabtu dan minggu? Sepengamatan saya tidak. Jadi, mungkin mereka akan mempunyai semangat yang bisa jadi lebih stabil dibandingkan profesi lain. Namun, kembalinya kita (kecuali yang sabtu - minggu tidak libur) ke rutinitas, harusnya kembali mempunyai semangat yang bergelora, bukan malah sebaliknya karena masih terbawa hawa liburan kemarin. Pagi ini, saya begitu lapar. Maklumlah, hari minggu kemarin saya hanya makan sekali dan itupun siang hari. Tak perlu khawatir dengan lapar, setelah ini saya ganjal dengan sebungkus nasi uduk - urusan lapar kelar. Laparnya perut, semoga tak lantas mempeng...

tentang pengorbanan dan hasil!

Sabtu pagi, 12 Maret 2016 Bagi kebanyakan orang, sabtu merupakan salah satu hari penting. Penting, untuk sejenak mengistirahatkan badan dari rutinitas weekdays , untuk sejenak me- refresh otak yang dipenuhi dengan banyak pemikiran, dan penting bagi sebagian kaula muda yang sudah menanti datangnya malam minggu. Namun, di hari sabtu ini, jangan sampai kita lalai, dengan hanya tidur-tiduran, malas-malasan, dan berbagai kegiatan yang kurang produktif lainnya.. Pagi ini, Matahari belum menampakkan senyumannya. Gelap! Gelapnya pagi ini, semoga tak lantas membutakan mata kita, mata yang tak seharusnya terbutakan, mata yang seharusnya terbuka untuk menerima dan melihat kebesaran-kebesaran Allah. Gelapnya pagi ini, semoga tak lantas menggelapkan hati kita, hati yang tak seharunya menghitam,  hati yang seharusnya terang untuk menuntun jiwa dan raga kita menuju jalan yang benar. Gelapnya pagi ini, semoga tak lantas mengeruhkan otak kita, otak yang tak sewajarnya menjadi kelam, o...

ambisius yang mana?

Bekasi, 10 Maret 2016. Mobilitas tinggi, begitulah saya menyebutnya. Bagaimana tidak, di hari yang sama, saya sudah berada di dua kota berbeda hanya selang beberapa jam saja, dan ini baru jam 5 pagi. Bandung - Bekasi. Bak seorang manager di suatu perusahaan yang punya segudang aktivitas yang bisa jadi akan keluar kota pula. Nah, kalau yang ini sudah wajar dikatakan mobilitas tinggi.. Dini hari tadi pukul 01.00, dengan perasaan yang cukup berat saya harus meninggalkan bandung melalui stasiun kiaracondong, dan tiba di stasiun bekasi pukul 04.14, sebelum berangkat kerja saya sempatkan untuk menulis terlebih dahulu. Produktif selama di Bandung, semoga tidak lenyap bersama segala aktivitas di Bekasi yang demo seolah membuat otak stress! Aish, tapi tenang saya tidak akan stress... Beberapa hari di Bandung, sedikit banyak akan meberikan kesan yang berbeda, dan mau tidak mau saya akan sedikit membandigkan kota Bandung dengan kota tempat tinggal saya sekarang, Bekasi. Yap! Perban...

pasang target - kejar!!

Bandung, 8 Maret 2016. Hari kedua saya cuti, hari dimana saya meminta ijin untuk meng -upgrade kualitas diri saya. Menjadi seorang penjaga kualitas bahan baku di pabrik makanan, selalu menghasilkan pemikiran untuk tetap menjaga pula kualitas diri. Bahan baku yang tak punya hati dan pikiran saja harus dijaga, apalagi manusia yang diciptakan teramat sempurna seperti kita? Pagi ini, saya masih di Bandung. Di rumah Ilham yang sudah saya ceritakan ditulisan sebelumnya. Dinginnya Bandung, bisa jadi memang setiap hari menjadi kawan setia, yang seolah possesive tak mau ditinggalkan. Namun, dinginnya kota ini semoga tak lantas mendinginkan hati kita, membatukan hati yang tak seharusnya mengeras. Mendinginkan pula pikiran kita, pikiran yang tak seharusnya membeku sehingga kita tidak mau berfikir. Hati dan Fikiran. Dua kata yang jika dikolaborasikan akan menghasilkan karya yang luar biasa. Ibarat pemain bulu tangkis, Hati itu saya ibaratkan Tantowi Ahmad, dan Fikiran itu saya iba...

belajar dari anak SMK!

Bandung, 7 Maret 2016. Selamat pagi, Pagi ini saya berada di Bandung, kota yang saya bilang Indah dan Romantis, kota yang berkolaborasi cantik dengan penghuninya yang super baik. Setelah beberapa minggu yang lalu saya pikirkan untuk kembali mengunjungi tempat ini, akhirnya terlaksana juga meski harus sejenak meninggalkan kewajiban saya sebagai pekerja di sebuah perusahaan makanan. Yes! Kali ini saya menumpang di salah satu teman, yang baru saja saya kenal per 2 November 2015. Namanya Ilham, lengkapnya Mochamad Ilham Teguh Maulana Sugardiat Putra. Hmm, panjang betul namanya, dan selama kenal dengan anak ini, saya baru tahu nama lengkapnya di akhir Januari 2016, yang kalau tidak salah hari Jum'at tanggal 29 Januari 2016. Saya tahu nama lengkapnya, pas dia mau mampir ke kosan, dan kita terlibat obrolan dalam mobil antar jemput karyawan. Eh ok, sudah terlampau jauh mengungkap namanya, tapi belum dikenalkan, siapa dia? Yap! Ilham, dia merupakan salah satu siswa SMK N 13 Bandung, ...